Makalah Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling

12:42 AM

Dosen pengampu : Drs. H. Damhar abu dapes. M.si
Disusun oleh : Abdul Mukhlis
 Kelompok 1 Semester 4 C
               
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BHAKTI NEGARA
TEGAL 2014/2015

BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
    Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin “Consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.’Pada bimbingan dan konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.
     Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001 dan sampai saat ini terus berkembang Pada bimbingan dan konseling di Dunia Internasional Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeriTerlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling, pada dasarnya guru adalah jabatan profesional yang harus dipertanggungjawabkan secara profesional pula. Guru adalah jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Sikap, perilaku dan pemikiran seorang guru harus tercermin dalam idealismenya. Oleh karena itu, pemahaman atas jabatan guru penting artinya dalam rangka mengabdikan dirinya terhadap nusa, bangsa dan negara. Jenis pekerjaan ini seharusnya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar lingkup pendidikan.
    Demikian pula halnya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan konseling yang sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh mereka yang memang memiliki latar belakang kependidikan seperti itu. Jika suatu jabatan fungsional dilakukan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan keprofesian yang benar, maka sangat besar kemungkinannya terjadi penyimpangan peri-laku, penyimpangan kegiatan, dan penyimpangan penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya. Itulah yang terjadi dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar pada dewasa ini.
B. Rumusan Masalah
1.  Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2.  Apa saja ragam Bimbingan Konseling?
3.  Apa  tujuan Bimbingan Konseling?
4.  Apa saja Fungsi  Bimbingan Konseling?
5.  Apa saja prinsip Bimbingan Konseling?
6.  Apa saja jenis layanan Bimbingan Konseling?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
2.Untuk memahami  pengertian Bimbingan dan Konseling, ragam bimbingan, tujuan, fungsi, prinsip, serta jenis-jenis layanan.
BAB II
PEMBAHASAN
     Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian yang berbeda mengenai bimbingan tergantung dan jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut. Untuk itulah agar dapat secara luas dan komprehensif mengetahui definisi bimbingan, penulis kemukakan beberapa definisi dari para ahli sebagai berikut : 
     Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage) dan (4) menyetir (to steer)[1][1]
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."[2][2]
     Menurut Dewa Ketut Sukardi, bahwa "bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus dan sistematik oleh guru pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri”.[3][3]
     Stoops dan Walquist mendefinisikan bahwa "bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi masyarakat."[4][4]
    Dari definisi yang telah di kemukakan para ahli di atas, mempunyai cara pandang yang berbeda-beda dan variasi yang mencolok satu dengan yang lain. Walaupun demikian tetap terdapat unsur dan tujuan yang menunjukkan kesamaan, di antaranya sebagai berikut :
a.       Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan: serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b.      Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan, makna bantuan  dalam hal ini menunjukkan bahwa pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi hanya berperan sebagai fasilitator di mana yang aktif dalam  mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu itu sendiri.
c.       Individu yang dibantu adalah orang-orang dan berbagai usia baik pria ataupun  wanita dalam perseorangan maupun kelompok dan individu dalam hal ini yaitu individu yang sedang berkembang . Tetapi bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu disesuaikan dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah  individu yang komprehensif.
Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yang bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing agar berkembang sesuai dengan potensi dan si sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar, yang ditandai dengan perkembangan optimal dalam kondisi yang dinamik.[5][5]
Adapun pengertian konseling berasal dari. bahasa Inggris "to counsel" yang secara etimologis "to give advice" artinya memberi saran dan nasihat.[6][6]
     Dalam bukunya, Winkel memaparkan pengertian konseling (counseling)  dikaitkan dengan kata "counsel yang diartikan nasihat (to obtain counsel) : anjuran (to give counsel) dan pembicaraan {to take counsel)[7][7] dengan demikian dari pengertian counselling di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling diartikan sebagai pemberian saran dan nasihat, pemberian anjuran dalam pembicaraan dengan bertukar pikiran.
      Kemudian istilah konseling mengalami perkembangan yang di kemukakan dengan berbeda-beda tapi 'intinya sama dan
Burks dan Steffle mengartikan konseling adalah :  
      Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya orang per orang, meskipun Sering kali melibatkan lebih dari dua orang, meskipun sering kali melibatkan lebih dari dua orang. Hubungan tersebut dirancang untuk membantu para klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang  ditentukan  sendiri  melalui  pilihan-pilihan  yang bermakna dan penyelesaian masalah-masalah emosional atau antar pribadi"[8][8]
     Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa adanya hubungan yang harmonis antara konselor dan klien yang nantinya tercipta proses yang dirancang atau direncanakan untuk membantu klien membuat pilihan-pilihan dalam mengarahkan masalahnya.
     ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa : "Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat, rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilan untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.[9][9]
     Sementara Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa "konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah kehidupan, dengan wawancara yang dilakukan secara face to face, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan klien yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”.[10][10]
                Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dicermati antara lain :
a.       Konselor adalah seorang yang cukup terlatih (profesional) atau punya Keterampilan khusus dalam bidang konseling
b.      Interaksi terjadi antara klien dan konselor yang dilakukan, dengan cara face to face
c.       Tujuan konseling membantu dan menolong klien untuk menerima keadaannya, menemukan jalan keluar atas masalah-masalahnya dan mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperjelas bahwa konseling merupakan satu saluran bagi pemberian bimbingan, Di samping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah konseling, hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral, konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan. dengan pandangan ini bimbingan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian konseling, dan konseling merupakan bagian dari bimbingan.
2.     Ragam Bimbingan Menurut Masalah
    Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan Karir, dan Bimbingan Keluarga. Untuk lebih jelasnya akan di jabarkan satu persatu mengenai ke empat bimbingan diatas.
a.            Bimbingan Akademik
    Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun yang termasuk maslah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain sebagainya.
    Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program atau pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
       b.      Bimbingan Sosial Pribadi
           Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dosen, serta staf. Pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.
    Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu.
    Bimbingan sosial pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan sosial pribadi yang tetap.
        c.      Bimbingan Karier
    Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian maslah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-maslah karier yang dihadapi.
    Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karier terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan sosial budaya yang terus-menerus berubah. Bimbingan karier membantu individu mempersiapkan pekerjaan atau jabatan, membantu individu pada saat bekerja, dan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan. Dengan kata lain, bimbingan karier  membantu individu mengembangkan kariernya sepanjang hayat.
     Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karier merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karier, individu dapatmengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampi mewujudkan dirinya secara bermakna.
d.      Bimbingan Keluarga
      Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan kelurga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri dengan norma keluarga, serta berperan atau berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
     Bimbingan kelurga juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individu siap menghadapi kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan berbagai strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis,  dan bahagia.  Agar kebutuhan-kebutuhan keluarga seperti keamanan dan keselamatan, kesejahteraan ekonomi dan materi, kesejahteraan psikologi,fisik, dan emosional, serta kebutuhan- kebutuhan spiritual dapat terpenuhi dalam suatu keluarga.
                                                 
3.     Tujuan
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:

a.      Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b.      Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c.       Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d.      Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e.       Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f.        Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g.      Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
h.      Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
i.        Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
j.        Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2.    Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
a.      Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b.      Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c.         Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d.      Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e.       Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f.        Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3.       Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
a.      Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
b.      Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
c.        Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d.      Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e.       Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f.        Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g.      Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
h.      Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
4.     Fungsi

a.      fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki                pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
b.      Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
c.       Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),home room, dan karyawisata.
d.        Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
e.       Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
f.        Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
g.      Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
5.     Prinsip
a.      Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
b.      Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
c.       Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d.      Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
e.       Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
f.        Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
6.     Jenis Layanan Bimbingan
     Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan bimbingan, di antaranya adalah sebagai berikut,
a.      Pelayanan Pengumpulan Data tentang Siswa dan Lingkungan.
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek- aspek fisik, akademis ,kecerdasan, minat, cita-cita, social, ekonomi, kepribadian, latar belakang keluarga, dan lainnya. Yntuk mengumpulkan data sisiwa dapat menggunakan teknik tes dan non tes. Teknis tes meliputi: psikotes dan tes prestasi belajar, sedangakan yang non tes meliputi: observasi, angket, wawancara.
b.      Konseling. Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini menfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet).
c.       Penyajian Informasi dan Penempatan. Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek kehidupan yg di perlukan individu, seperti menyangkut aspek (a) karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya, (b) sekolah-sekolah lanjutan, (c) bahaya minuman keras, obat-obatan terlarang, (d) pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang di junjung tinggi masyarakat.
d.      Penilaian dan Penelitian. Layanan penilaian di laksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang dilaksanakan dapat di capai. Selain itu hasil penilaian, baik terhadap program bimbingan maupun terhadap individu, dapat dipergunakan untuk bahan penilitian. Penilitian ini di maksudkan untuk mengembangkan program bimbingan dalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya, menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan perkembangannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.       Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage) dan (4) menyetir (to steer)[11][1]
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."[12][2]
2.       Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan Karir, dan Bimbingan Keluarga.
3.       Tujuan  pemberian pelayanan bimbingan ialah agar individu dapat: merencanakan kegiatan penyelesaian studi, mengembangkan seluruh potensi yang di milikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,  menghadapi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi.
4.       Fungsi bimbingan antaraa lain ialah: pemahaman, preventif, pengembangan, perbaikan, penyaluran, adaptasi, serta penyesuaian.
5.       Terdapat beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai pondasi bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
6.       Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bimbingan, antara lain, (1) pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya, (2) konseling, (3) penyajian informasi dan pelayanan, (4) penilaian dan penilitian.


DAFTAR PUSTAKA
Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta Jakarta
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
First
0 Komentar